“Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani” adalah semboyan belajar yang dimiliki oleh tokoh nasional pendidikan yakni Ki Hajar Dewantara. Semboyan tersebut memiliki tiga makna penting yang tidak dapat dipisahkan secara parsial.
Pertama, Ing ngrasa sung tulada adalah semboyan pertama yang memiliki arti yaitu seorang guru harus memberi contoh atau menjadi panutan. Ing berarti “di”, ngarsa artinya “depan”, sung berarti “jadi”, dan tulada yang merupakan “contoh” atau “panutan”.
Kedua, Ing madya mangun karsa adalah semboyan kedua yang memiliki arti seorang guru yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya untuk terus-menerus membangun semangat dan ide-ide dalam membuat sebuah karya. Ing artinya “di”, madya memiliki arti “tengah”, mangun berarti “membangun” atau “memberikan”, dan karsa memiliki arti “semangat”, atau “niat”.
Ketiga, Tut wuri handayani adalah semboyan ketiga yang bermakna seorang guru harus terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya. Tut wuri artinya “di belakang” atau “mengikuti dari belakang” dan handayani yang berarti “memberikan semangat”.
Ki Hajar Dewantara ini sendiri memiliki nama asli yakni Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dan merupakan keturunan bangsawan. Ki Hajar Dewantara adalah anak dari Pangeran Suryaningrat dan cucu dari Sri Paku Alam III. Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institur Taman Siswa) yang didirikan pada 3 Juli 1922 adalah sekolah rintisan beliau yang terkenal dan akan dikenang sepanjang masa.