Peran wanita dipandang sangat sentral dalam dimensi kehidupan anak-anak. Mengutip hasil penelitian theconversation mengungkapkan bahwa gejala depresi yang dialami ibu mempengaruhi kesehatan bayi dan kesehatan selnya. Bahkan berbagai hasil studi menunjukkan bahwa bayi yang terpapar depresi maternal boleh jadi kurang terlibat secara sosial dan mengalami emosi yang lebih. Hal ini menunjukkan bahwa wanita memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang disepanjang kehidupan anak.
Di indonesia Kartini dipandang sebagai sosok sentral emansipasi wanita. Dalam perspektifnya, wanita memiliki hak untuk bebas dan mandiri dalam melaksanakan kehidupan rumah tangga dan bereksplorasi pada dunia pendidikan yang diinginkannya. Secara tersirat gagasan ini tercermin dalam surat-surat Kartini diterbitkan berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang rilis pada 1911.
Sitisoemandari Soeroto dalam bagian penutup Kartini Sebuah Biografi (1979) mengungkapkan “Kartini menduduki tempat khusus dalam Sejarah Indonesia Modern sebagai Ibu Nasionalisme”. Kartini menjembatani para wanita untuk memiliki semangat dalam menimba ilmu. Hal ini tercermin dari hasrat belajarnya yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku serta koran tentang bagaimana kemajuan berpikir perempuan Eropa.
Meneladani kisah tersebut, sudah seyogyanya para wanita indonesia sadar akan peran dan kontribusinya dalam membangun bangsa. Mereka dapat melanjutkan perjuangan kartini dengan cara belajar, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.