Belajar dalam Learning Revolution menurut Dryden dan Vos dianggap sebagai hal yang mengasikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terkait oleh system yang meniadakan kebebasan dengan peraturan yang mesti dipenuhi. Penekanan revolusi pembelajaran terletak pada sebuah pembelajaran yang menyenangkan yang dimaknai sebagai adanya sebuah perubahan pola pembelajaran yang sebelumnya teacher center menjadi student center. Pola pembelajaran yang dulunya terpusat pada guru sekaran berubah menjadi terpusat pada anak. setiap orang yang ada dikelas dimaknai sebagai guru dan murid, karena guru pun sadar bahwa tanpa adanya seorang murid guru tidak akan mampu mengembangkan kompetensinya. Guru yang baik disini diartikan sebagai guru yang mampu menyelami dunia anak. Dia mampu mengemas sebuah pembelajaran dan mengelola kelas (menciptakan lingkungan) dengan konsidi yang menyenangkan.
Pada learning revolution ini saat terbaik untuk mengembangkan kemampuan belajar adalah sebelum masuk sekolah. Kemampuan belajar pada learning revolution ini adalah dapat diartikan sebagai kemampuan anak dalam memecahkan masalah, mengali informasi, dan mempunyai pemikiran yang kritis terhadap sesuatu objek. Motivasi atau kemauan seorang anak dalam belajar juga merupakan bagian utama dari aktivitas learning revolution ini. Dengan adanya sebuah siklus pembelajaran dengan model interaksi yang saling mendukung ini pada proses pembelajaranya anak benar-benar (aktif) terlibat dalam proses pembelajaran.
Belajar dan pembelajaran dalam pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Hakikat belajar ini sendiri merupakan sebuah proses kegiatan secara berekelanjutan dalam rangka perubahan tingkah laku manusia secara konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sementara pembelajaran dimaknai sebuah proses pendidikan formal dari belajar.
Konsep belajar pada learning revolution sendiri adalah pada awal perkembangnya terdapat 3 pilar konsep teori dalam belajar. Ketiga pilar tersebut adalah konsep belajar behaviorisme, konstruktivisme, dan humanistik dalam pembelajaran.
- Behaviorisme dalam pembelajaran
Behaviorisme dalam pembelajaran ini mempunyai padangan bahwa pembelajaran pada anak yang baik adalah dilakukan dengan model pembiasaan yang diulang sehari-hari. Teori yang terkenal dengan model pembentuk “Habituation anak” menekankan sebuah hubungan antara stimulus dan respon. Ketika sebuah kebiasaan yang muncul itu diharapkan oleh guru untuk dilakukan terus secara berulang-ulang maka akan diberi sebuah penguatan positif atau kita kenal dengan reinforment positive berupa pemberian hadiah atau reward. Sebaliknya jika sebuah kebiasaan yang muncul merupakan sebuah kebiasaan yang tidak diharapkan oleh guru maka akan diberikan sebuah penguatan yang negative berupa hukuman.
- Konstruktivisme dalam pembelajaran
Konstruktivisme dalam pembelajaran ini mempunyai pandangan bahwa pengetahuan dalam belajar dibangun melalui pemahamanya anak itu sendiri. Anak akan mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri lewat pembelajaran yang dilakukanya secara aktif.
- Humanistic dalam pembelajaran
Humanistic dalam pembelajaran dimaknai sebagai sebuah pembelajaran yang memanusiakan manusia dalam arti setiap pembelajaran yang berlangsung. Guru harus memahami perilaku pembelajar dengan mencoba memahami perilaku pembelajar, memahami persepsi, dan pemikiran pembelajar-pembelajar.
Dalam pembelajaran strategi mengajar yang mengacu pada pengelolaan kelas sangat berpengaruh terhadap kondisi pembelajaran yang ada di kelas. Strategi pembelajaran pada learning revolution menurut Aziz dibagi menjadi tiga:
- Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran ini menerapkan konsep-konsep pengetahuan dan lingkungan sekitar pembelajar sebagai objek pembelajaran. Pada model pembelajaran ini, isi materi bahan ajar akan dapat dengan mudah dikuasi pembelajar melalui pengamatan pada situasi yang konkret.
- Model Pembelajaran PAIKEM
Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi anak-anak adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua inderanya dan dengan mengeksplorasi lingkungannya. Keterlibatan aktif akan mendorong anak untuk aktif berpikir untuk mendapatkan pengetahuan baru dan memadukannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
- Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran ini tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifk menekankan pada keterampilan proses.
Dalam perencanaan pembelajaran peru adanya sebuah perencanaan pembelajaran agar proses pembelajaran yang akan berlangsung nantinya dapat berjalan sesuai dengan harapan guru dan mampu memenuhi ketercapaian tujuan yang diharapkan. Dibawah ini terdapat enam unsure pokok perencanaan pembelajaran yang meliputi; Tujuan, satuan/pokok bahasan, metode mengajar, media dan sumber, evaluasi pengajaran, dan waktu.
Dalam learning revolution persiapan guru dalam mengelola pembelajaran sangat diperlukan dalam kegiatannya untuk mengelola kelas. Terdapat poin-poin penting dari guru untuk melakukan sebuah persiapan pembelajaran pada anak. inti dari poin tersebut adalah; 1. Mengadakan asesmen awal (dapat berupa hasil penilaian pencapaian indicator perkembangan anak, Tanya jawab saat circle time, menyiapkan bahan ajar), 2. Membimbing anak dalam belajar dala proses pembelajaran (mendukung rasa ingin tahu anak, membuat kelompok dalam pembelajaran, mengajak anak untuk presentasi tentang hasil belajarnya), 3. Mengadakan Tanya jawab di akhir proses pembelajaran untuk mereview ulang mata pelajaran yang telah dipelajari.
Selain persiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran, guru juga dituntuk memiliki kompetensi pedagogis yang bagus agar menjadi guru yang efektif. Guru yang efektif disini dimaknai sebagai:
- Keterampilan Berpikir
- Menetapkan Tujuan dan Perencanaan lnstruksional
- Perkembangan Praktik Pengajaran Tepat
- Keterampilan Manajeman Kelas
- Keterampilan Motivasi
- Keterampilan Komunikasi
- Membimbing Siswa dengan Variasi Individual
- Kerja Efektif dengan Siswa dari budaya Beragam Latar Belakang
- Pengetahuan Penilaian dan Keterampilan
- Keterampilan Teknologi
- Kompetensi, Motivasi, dan Peduli
Dalam prespektif psikologi pendidikan yang memandang bahwa setiap individu adalah unik atau berbeda, maka merekapun pada setiap individunya memiliki intervesi yang berbeda yang menyebabkan andanya berbagai jenis metode dan model pembelajar yang bertujuan untuk mengcover segala keinginan anak dalam belajar. Diantara macam-macam media pembelajaran dalam hal ini adalah; 1. Model pembelajaran langsung, 2. Model pembelajaran kooperatif, 3. Model pembelajaran berbasis masalah, Discovery learning, dan 4. Model pembelajaran berbasis proyek.